PenaMerahPutih.com
HeadlineIndeksPolkam

Wali Kota Eri : Surabaya Siap Jadi Tuan Rumah Seabad Nahdlatul Ulama

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menemui para kyai PBNU di acara Napak Tilas Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO) Surabaya. (Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya, PMP – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap Kota Pahlawan bisa menjadi tuan rumah puncak Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU) yang ke -100 tahun alias satu abad NU pada tahun depan, tepatnya 16 Rajab 1444 Hijriah atau 2023 Masehi.

Harapan itu disampaikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di sela-sela acara Napak Tilas Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO), gedung yang punya makna sejarah penting bagi NU, Kamis (17/2/2022).

Acara dihadiri Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU KH Saifullah Yusuf, Bendahara PBNU Mardani Maming, Ketua PBNU Alissa Wahid, dan jajaran PBNU. Juga hadir Ketua PCNU Surabaya KH Ahmad Muhibbin Zuhri.

Baca Juga :   Khofifah Sebut Harlah ke-95 NU Momentum Teguhkan Komitmen Kebangsaan

Nyuwun duko (mohon maaf), bila diperkenankan, Surabaya dan seluruh warga Surabaya siap menjadi tuan rumah pada puncak peringatan Harlah ke-100 NU atau 1 abad NU pada tahun mendatang,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi disambut tepuk tangan hadirin.

“Kami ingin Surabaya dan warga Surabaya mendapat barokah dari para kiai, dari Nahdlatul Ulama,” imbuhnya.

NU didirikan oleh para ulama di bawah kepemimpinan KH Hasyim Asyari pada 31 Januari 1926 atau 16 Rajab 1344 di Surabaya  Pada 22 Oktober 1945, terjadi peristiwa super bersejarah kala “Resolusi Jihad” dicetuskan Hadrastussyaikh KH Hasyim Asy’ari di Surabaya, tepatnya di HBNO Surabaya.

Dari sana semakin berkobar semangat nasionalisme melawan penjajah.

Baca Juga :   Obati Rindu Pekerja Migran, Khofifah Bawakan Ketupat dan Lepet

“Sebagai arek Suroboyo, kami sangat bangga karena kota ini memiliki keterkaitan yang erat dengan NU. NU dan Surabaya itu satu bagian yang tidak terpisahkan,” ujarnya.

Selain siap menjadi tuan rumah peringatan seabad NU, Eri Cahyadi juga meminta izin untuk menjadikan HBNO yang kini menjadi kantor PCNU Surabaya sebagai museum yang berisikan sejarah perkembangan NU, termasuk di dalamnya penerapan teknologi dalam berbagai syiar NU.

“Sehingga anak-anak muda tahu bahwa sejak awal NU telah berada di garda depan untuk merebut kemerdekaan, dan kini di bawah kepemimpinan KH Miftachul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf selalu konsisten memberdayakan umat dan menjaga NKRI,” ujarnya.

Baca Juga :   Barongsai dan Wayang Potehi Sambut Tahun Baru Imlek di Surabaya

Eri Cahyadi mengaku bangga dengan visi kepemimpinan KH Miftachul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf yang kini sangat getol melakukan pemberdayaan umat dan memacu digitalisasi di setiap sendi kehidupan kaum Nahdliyin.

“Menyongsong 100 tahun Nahdlatul Ulama, kita kini menyaksikan betapa pesatnya perkembangan NU. Anak-anak muda NU tidak hanya cakap ilmu agama, tidak hanya menguasai kitab kuning, tidak hanya ahli wirid, tidak hanya pro NKRI, tetapi juga aktif berwirausaha, berkegiatan sosial, dan menguasai teknologi informasi,” pungkas Eri Cahyadi. (nas)