PenaMerahPutih.com
EkbisHeadlineIndeksMakro

Begini Kesiapan Kemendag Jaga Pasokan dan Kestabilan Harga Bapok Jelang Puasa

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta.

Surabaya, PMP – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi  memaparkan kesiapan Kementerian Perdagangan  menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga  barang kebutuhan pokok (bapok) jelang puasa dan Lebaran.

“Kemendag terus  memantau sejumlah bapok dan  menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjamin stok dan harga yang terjangkau bagi masyarakat,” kata Mendag M Lutfi dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (17/3/2022).

Mendag menyampaikan harga beras terpantau stabil di  kisaran Rp10.400/kg untuk beras medium dan  Rp12.400/kg untuk beras premium. Kebutuhan beras nasional tahun 2022 mencapai 30 juta ton, sementara   produksi dalam negeri tahun ini diproyeksikan mencapai 31 juta ton.

Sementara itu, cabai dan bawang merah terpantau meningkat harganya akibat curah hujan tinggi. Namun, diperkirakan saat bulan puasa pasokan kembali optimal.

Baca Juga :   Alfamidi Super Buka Gerai di Jalan Manukan Surabaya, Ini Promo Menariknya

Untuk pasokan daging ayam dan telur ayam tersedia cukup, bahkan diproyeksi surplus pada bulan Ramadan.

Terkait daging sapi, selain mengoptimalisasi penyerapan  sapi lokal,  Kemendag  juga telah  meminta Badan  Urusan  Logistik  (Bulog)  untuk  segera  merealisasikan  alokasi  impor daging kerbau beku dari India sebanyak 20.000 ton pada akhir Maret 2022.

Sedangkan terkait kedelai,  kenaikan harga kedelai  selama dua tahun periode pandemi  mencapai 92,08 persen.

Harga tertinggi untuk kedelai sebelum pandemi  mencapai USD 345 per ton pada 2 Januari 2020.   Sedangkan  per tanggal 11 Maret 2022,  harga kedelai di   bursa internasional mencapai USD 607 per ton.

“Saat ini Pemerintah sedang mempersiapkan mekanisme intervensi untuk mengatasi hal tersebut,” ungkap Mendag Lutfi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Mendag Lutfi juga menyampaikan terjadinya deflasi pada Februari 2022. Dengan kata lain, indeks harga konsumen pada Februari 2022 lebih rendah dibandingkan Januari 2022.

Baca Juga :   Jamin Ketersediaan Beras, Pemerintah Optimalkan Penyerapan Produksi Dalam Negeri

“Volatile foods mencatat deflasi hingga1,50  persen.  Sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi  di  antaranya  minyak  goreng  (0,11 persen), telur ayam ras  (0,10  persen), daging ayam ras (0,06 persen), cabai rawit (0,05 persen), dan ikan segar (0,02 persen). Sedangkan, bawang merah menyumbang inflasi 0,03 persen,” kata Mendag Lutfi.

Periode puasa   dan   Lebaran   2022,   kasus   Covid-19 diproyeksi  akan  berada  pada  level  yang  rendah.

“Untuk itu, Kemendag mewaspadai adanya kenaikan   permintaan   sebagai   dampak   pelonggaran   pemberlakukan   pembatasan   kegiatan masyarakat (PPKM),” kata Mendag Lutfi.

Subsidi Minyak Goreng Curah

Terkait komoditas minyak goreng Mendag di depan anggota Komisi VI DPR menyampaikan pemberlakuan Peraturan  Menteri  Perdagangan (Permendag) Nomor 11 Tahun 2022  tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi  (HET)Minyak  Goreng Curah sebesar Rp14.000/liter.

Baca Juga :   Bertemu Dubes USTR, Mendag Dorong Kerja Sama Ekonomi Digital ASEAN-AS untuk Pemberdayaan UMKM

Penetapan ini sekaligus mencabut Permendag Nomor 6  Tahun 2022 tentang HET Minyak Goreng Sawit mulai berlaku saat diundangkan yaitu pada 16 Maret 2022.

Pemerintah memutuskan  menyubsidi  migor  curah  dan  melepaskan  harga  migor  kemasan  sederhana  dan premium ke harga keekonomian.

Selama periode 14 Februari–16 Februari 2022, telah terkumpul sebesar  720.612 ton bahan baku minyak  goreng dari skema domestic market obligation(DMO). Dari jumlah tersebut, sebesar 76,4 persennya atau   sebanyak 551.069 ton tercatat  telah didistribusikan ke pasar dalam bentuk minyak goreng curah dan kemasan.

“Kalau kita konversi menjadi liter, jumlahnya lebih dari  570 juta liter. Secara teoritis, ini sudah berjalan,” ungkap Mendag Lutfi. (nas)