Surabaya, PMP – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur bekerja sama dengan Bank UMKM Jatim mendorong peningkatan ekspor ke China dengan menggelar business matching antara pelaku usaha Industri Kecil Mikro ( IKM ) Jawa Timur dengan para buyer dari China, di Gedung PPID Jatim pada Kamis (14/11/2024).
Kepala Bidang Perdagangan Internasional Disperindag Jatim Luky, mewakili Kadisperindag Jatim Iwan , mengatakan business matching kali ini lebih dikhususkan mempertemukan dengan pengusaha China untuk mendorong peningkatan ekspor Jatim ke China yang mengalami penurunan.
“Biasanya ekspor Jatim ke China di peringkat pertama kini turun ke posisi ke empat. Kegiatan ini sebagai upaya mengantisipasi agar ekspor ke China kembali ke posisi pertama. Di satu sisi impor Jatim dari China saat ini nomer satu, sehingga upaya ini juga untuk menyeimbangkan antara ekspor dan impor ke China,” paparnya.
Lucky menjelaskan bussines matching yang digelar kali ini khusus untuk pelaku usaha bidang makanan dan minuman yang diikuti 55 pengusaha IKM Jatim dan 45 buyer dari China.
“Kegiatan ini kami umumkan lewat IG sehingga siapa pun bisa ikut asalkan memenuhi persyaratan. Dan para peserta yang ikut hari ini sudah memenuhi semua persyaratan, jumlahnya ada 55 pelaku usaha mamin,” ungkapnya.
Sementara Direktur Pemasaran Bank UMKM Jatim , Agung Soeprihatmanto, menyebutkan Bank UMKM Jatim selalu siap mendukung pelaku usaha di Jawa Timur mulai dari yang startup (mikro kecil) hingga kelas menengah atas untuk naik kelas dan berkembang menjadi eksportir.
“Bank UMKM Jatim aktif mengikuti program Pemprov Jatim dalam mendorong perkembangan UMKM mulai misi dagang di beberapa provinsi luar pulau, termasuk business matching dengan China yang digelar hari ini,” katanya.
Agung menyebut beberapa mitra binaan Bank UMKM Jatim sudah sering diikutkan dalam pameran misi dagang baik antarpropinsi dan antar negara seperti produk gula aren dan sambal yang sukses di pasar.
“Target bussines matching hari ini, sebagai perbankan kami tetap memberi ruang bagi para peserta pelaku usaha untuk kebutuhan pinjaman kredit maupun penyimanan dana mereka di simpanan deposito ataupun tabungan,” kata Agung.
Bussines matching ini memberikan peluang yang masih terbuka lebar di pasar China sekaligus memberikan informasi mulai tren pasar makanan dan minuman olahan di China beserta persyaratan dan regulasi ekspor, serta strategi pemasaran yang efektif.
Kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan kerjasama ekonomi dan berperan sebagai katalisator dalam mempererat hubungan perdagangan yang kuat antara Jawa Timur dengan China yang telah terjalin dengan baik selama ini
Saat ini China bersama Amerika Serikat dan Jepang merupakan negara tujuan ekspor terbesar Jawa Timur dari tahun ke tahun. Total nilai perdagangan nonmigas Jatim dengan China selama 5 tahun terakhir yaitu periode tahun 2020 hingga 2024 (sd. Juli 2024) mencapai USD 43,72 miliar, terdiri dari nilai ekspor USD 13,97 miliar dan nilai impor USD 29,75 miliar.
Data perdagangan lima tahun terakhir mencatatkan Jawa Timur selalu defisit perdagangan dengan China dan nilai ekspor nonmigas Jawa Timur ke China juga cenderung menurung, dengan trend pertumbuhan rata-rata sebesar minus 10,05 persen per tahun.
Namun meskipun ekspor ke China mengalami penurunan, namun potensi pasar di negara tersebut masih sangat besar dimana kontribusi ekspor Jawa Timur sebesar 13,62 persen total nilai ekspor nonmigas.
Romadhona, Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor, Dirjen Pengemban Ekspor Nasional, Kementrian Perdangangan menyebutkan Jawa Timur merupakan tiga provinsi eksportir terbesar.
“Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak peluang yang dapat dimanfaatkan secara optimal, khususnya produk makanan dan minuman olahan,” katanya. (nas)