Singkil, PMP – Kabupaten Aceh Singkil yang kaya sumber daya alam telah beberapa tahun menjadi daerah tertinggal dan termiskin di Provinsi Aceh. Para tokoh masyarakat mendirikan Komunitas Warga Aceh Singkil Lintas Sektoral dan Generasi (Kowas-LSG) yang bertujuan memajukan Aceh Singkil serta menyejahterakan masyarakat.
Kowas-LSG tak hanya didirikan oleh para tokoh yang tinggal di Aceh Singkil, tetapi juga mereka di tanah rantau yang memiliki cita-cita sama agar tanah kelahiran menjadi daerah yang maju dan sejahtera.
Struktur kepengurusan Kowas-LSG bahkan telah terbentuk. Dokter H Syahyuril terpilih menjadi Ketua Harian didampingi Sekretaris Harian Mashudi SR.
“Garis besar tujuan pendirian Kowas-LSG adalah membenahi kondisi Aceh Singkil ke depan agar menjadi kabupaten yang lebih maju dari berbagai sisi, baik secara fisik maupun perekonomian, pendidikan dan kesehatan yang semuanya untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Syahyuril, Selasa (28/7/2020).
Menurut Syahyuril, para tokoh penggagas memiliki kesamaan pandang bahwa sudah saatnya Bumi Syekh Abdurrauf As Singkili bebenah menjadi daerah yang lebih maju dengan masyarakat yang sejahtera.
“Minimal kita bisa hilangkan stigma sebagai kabupaten termiskin dan tertinggal di Provinsi Aceh dan bisa sejajar dengan kabupaten atau kota lain,” tambahnya.
Beberapa tokoh pendiri pun didaulat ikut terlibat dalam susunan kepengurusan. Dewan Pertimbangan terdiri dari dr H Abdul Wahab MS, Mayjen TNI (Purn) Amiruddin Usman SIP, serta Marsda TNI (Purn) Azman Yunus. Adapun Dewan Penasihat terdiri dari Dr Damanhuri Basyir MAg dan H Mirwan SH. Sementara Dewan Pengarah adalah Ir Elmy Baharuddin, Dr Fadjri Alihar dan Yarmen Dinamika.
Kowas-LSG memiliki lima divisi, yakni divisi hukum, divisi komunikasi, divisi keuangan, divisi pencegahan politik uang, serta divisi pemenangan calon.
Mengingat para inisiator tinggal berjauhan dan masih dalam masa pandemi COVID-19, pertemuan-pertemuan untuk mematangkan Kowas-LSG dilakukan secara daring. Misalnya pada Sabtu 25 Juli lalu, mereka melakukan konsolidasi dan menyempurnakan hal-hal yang berkaitan dengan organisasi, serta langkah-langkah program ke depan.
“Intinya kami berbicara bagaimana agar Aceh Singkil bisa lebih maju dengan memaksimalkan pengolahan potensi daerah yang sebenarnya sangat besar,” tegas Syahyuril.
Sementara tentang keberadaan divisi pencegahan politik uang dan divisi pemenangan calon pada struktur Kowas-LSG, menurut Syahyuril, dilandasi pemikiran bahwa salah satu cara mengubah Aceh Singkil adalah melalui jalur politik, yakni memperoleh sosok pemimpin yang mumpuni dan punya cita-cita memajukan Aceh Singkil melalui perhelatan Pilkada.
Gerus Politik Uang
Hal senada disampaikan Dewan Pengarah Kowas-LSG, Elmy Baharuddin, bahwa berdirinya Kowas-LSG dilandasi fakta pembangunan yang stagnan di Bumi Sekata Sepekat.
“Tentu sangat menyedihkan, Aceh Singkil terperosok menjadi daerah termiskin di Aceh dan itu disebabkan pembangunan yang stagnan,” kata Elmy.
Pembangunan yang stagnan, menurut Elmy, disebabkan belum ada kepemimpinan yang memiliki integritas dan kapabilitas memimpin Kabupaten Aceh Singkil. Oleh sebab itu, salah satu misi Kowas-LSG adalah memiliki sosok calon pemimpin Aceh Singkil yang memiliki integritas, jujur dan visioner pada Pilkada Aceh Singkil 2022. Tantangan utamanya tak lain menggerus politik uang yang terbukti menghancurkan tatanan sendi kehidupan.
“Pilkada Aceh Singkil tanpa money politics merupakan program andalan yang diusung Kowas-LSG dan harus mulai disosialisasikan jauh hari,” kata Elmy.
Saat ini, para inisiator Kowas LSG terus mematangkan strategi dan agenda dua program inti tersebut, yakni memperoleh sosok pemimpin yang mumpuni serta menggerus politik uang.(bim)