Malang, penamerahputih.com – Cristiano Gonzales, penyerang kesayangan Aremania, baru saja menjalankan ibadah umrah untuk kedua kalinya pada April 2017. Pria kelahiran Montevideo yang tetap produktif mencetak gol di usia 40 tahun itu, ternyata telah melakukan beberapa kali hijrah dalam perjalanan hidupnya.
Hijrah pertama, ditempuh El Loco –julukan Cristiano Gonzales yang berarti ‘Si Gila’– ketika rela meninggalkan Uruguay dan merumput di Indonesia hingga akhirnya memutuskan menjadi WNI pada 1 November 2010.
Kedua, bapak empat anak itu memantapkan hati menjadi mualaf pada 2003. Ketiga, di lapangan hijau, Si Gila yang pernah diskors pengurus PSSI gara-gara beradu bogem itu, kini menjelma menjadi sosok yang pemain bola sportif.
Menjelang perhelatan Piala Presiden 2017 pada Maret lalu, El Loco bernazar bakal umrah jika Arema FC menjadi juara. Tuhan mengabulkan doanya. Bahkan plus bonus, El Loco menyabet gelar topskor dengan 11 gol dan berhak atas hadiah Rp 100 juta. Tiga gol di antaranya dicetak pada partai final melawan Pusamania Borneo FC yang berkesudahan 5-1 untuk Singo Edan.
“Syukur alhamdulillah saya bisa cetak 11 gol. Hadiah ini akan saya gunakan untuk pergi umrah bersama isteri,” katanya saat itu.
El Loco pun memenuhi nazar dan berangkat umrah pada 17 April dan kembali ke tanah air pada 26 April 2017. Hal yang menggembirakannya, pada ibadah umrah keduanya ini, dia mendapat undangan khusus dari Kedubes RI di Jeddah Arab Saudi.
El Loco menjadi mualaf pada tahun 2003, setelah delapan tahun menikahi Eva Nurida Siregar, muslimah asal Indonesia yang ditemuinya di sebuah kursus tari salsa di Sekolah Vinadelmar, Chile.
Pria bernama asli Cristian Gerard Alfaro Gonzales itu mulai tertarik dengan Islam saat telah hijrah ke Indonesia dan bermain untuk PSM Makassar di tahun 2003. “Di dekat asrama PSM itu ada masjid. Dia selalu dengar suara azan. Awalnya dia pikir itu orang nyanyi, terus mulai tanya-tanya,” kata Eva Nurida.
Melalui banyak pencarian, pembelajaran dan perenungan, El Loco pun mengucapkan dua kalimat syahadat pada 9 Oktober 2003, di Masjid Al-Akbar, Surabaya, di bawah bimbingan Ustadz Mustafa. Dia pun mendapat nama muslim Mustafa Habibie.
Pemain Termahal Rp 1,2 Miliar
Gonzales yang lahir pada 30 Agustus 1976 mulai mengenal sepak bola di usia 6 tahun. Semula, ayahnya Eduardo Alfaro yang militer dan penganut Katolik yang taat, menginginkan putra ketiga dari enam bersaudara itu menjadi militer melanjutkan profesinya.
Namun El Loco ternyata lebih mencintai bola dan lapangan hijau. Saat berumur 13 tahun, Gonzales pun masuk akademi sepak bola Penarol Uruguay. Dia belajar mengolah si kulit bundar hingga 4 tahun, sebelum masuk ke tim utama Penarol (1988-1991).
Setelah itu, Gonzales mencoba peruntungan dan mengelana ke beberapa klub. Ia masuk ke Sud America (1994-1995). Kemudian bergabung dengan Huracan de Carientes Argentina pada tahun 1997. Selanjutnya Deportivo Maldonado (2000-2002). Gonzales yang diposisikan sebagai gelandang serang sama sekali tak produktif.
Jalan hidup mulai berubah ketika pada tahun 2002, Gonzales mendapat tawaran untuk bermain di Indonesia, negara asal isterinya. Gonzales rupanya berpikir untuk memperbaiki nasib dengan menerima tawaran untuk bergabung dengan klub PSM Makassar, Sulawesi Selatan, dengan status bebas transfer.
Pilihan hijrah ke Indonesia ternyata keputusan tepat. El Loco mulai menunjukkan kepiawaian. Dia sukses membawa PSM menjadi runner up Liga Indonesia dengan mencetak 27 gol.
Sayangnya, prestasi mengilat harus berakhir dengan skorsing selama satu musim dan denda Rp 20 juta. El Loco terbukti memukul salah satu petugas Persita Tangerang dalam sebuah pertandingan.
Usai menjalani skorsing, El Loco hijrah ke Persik Kediri di Jawa Timur. Kariernya ternyata makin mengilap. Pada tahun 2006, Persik menjadi juara Liga Indonesia dan Gonzales tercatat sebagai pencetak gol terbanyak.
Selang setahun, Gonzales berhasil membawa Persik Kediri melaju ke Asian Champion League. Meski menyumbang 3 gol, Persik gagal melaju ke putaran final.
Setelah itu, berbagai torehan prestasi terus dibuatnya. Dia tercatat empat kali meraih gelar toksor di Liga Indonesia. Bahkan pada musim 2006, menurut data Badan Liga Indonesia, El Loco menjadi pemain termahal bergaji Rp 1,2 miliar.
Pada tahun 2009, El Loco hijrah ke Kota Kembang untuk bergabung dengan Persib Bandung dengan status pemain pinjaman dari Persik. Dia digaji Rp 60 juta per bulan. Setelah kontrak dengan Persik habis, dia resmi menjadi pemain Persib untuk musim 2009-2010.
Pada tahun 2010, El Loco benar-benar hijrah menjadi WNI pada 1 November. Status tersebut membawanya menjadi striker utama Timnas PSSI. Pada perhelatan Piala Suzuki AFF 2010, Gonzales mencetak 2 gol saat berhadapan dengan Timnas Timor Leste.
Pada tahun berikutnya, El Loco menanda tangani kontrak baru dengan Persisam Putra Samarinda selama 1 tahun. Setelah itu, pada tahun 2012, El Loco pun resmi bergabung dengan Arema Cronus dengan nilai kontrak sekitar Rp 1,2 miliar.
Meski usianya sudah memasuki 35 tahun, ternyata El Loco masih tetap haus gol. Fisik dan staminanya tetap terjaga. Kemampuan menendang dan sundulan untuk mencetak gol tetap tajam. Juga kecerdikan mencari posisi yang sering membuat balau kacau pertahanan lawan.
El Loco pun membantu Singo Edan meraih berbagai gelar. Sebut saja Piala Gubernur Jatim 2013, SCM Cup 2015, Piala Menpora 2013, Inter Island CUP 2014 dan Piala Bhayangkara 2016. Dan terakhir, tentu saja Piala Presiden 2017.
Selebrasi Sujud dan Doa buat Arema
Saat bergabung dengan Persib, terlihat perubahan gaya selebrasi yang dilakukan El Loco setiap kali mencetak gol. Dia tak hanya sekedar menudingkan dua jari telunjuk ke langit. Dia memilih selebrasi sujud di lapangan.
Tak hanya itu, El Loco yang menggunakan kostum bernomor 10 di Persik, menggantinya menjadi nomor 99 di Persib. Nomor 99 ternyata jumlah nama-nama baik Allah yang juga disebut asmaul husna.
Pada tahun 2012, El Loco dan isteri pun berangkat menunaikan ibadah umrah untuk pertama kalinya. El Loco melakukan hijrah spiritual yang tampaknya berdampak pada penampilannya di lapangan hijau menjadi sosok pemain sportif.
Menurut Eva Gonzales, isteri yang juga manajer El Loco, hal paling menonjol saat umrah kali ini adalah salat subuh di masjid. “Setiap pagi Cristian dengan Nando (putra bungsu) rajin ke masjid untuk salat subuh,” katanya.
Namun, kecintaan terhadap Arema FC agaknya begitu mengakar di hati El Loco. Apalagi dia berangkat umrah ketika perhelatan Liga 1 sudah bergulir. “Saya masih ikuti perkembangan Arema lewat berita. Waktu luang selesai ibadah saya sempatkan lihat berita online,” kata El Loco.
Bahkan, setiap habis menjalankan ibadah di masjid, El Loco dan keluarga selalu berdoa agar Arema FC mendapatkan hasil terbaik dalam kompetisi Liga 1 kali ini.
El Loco tak lagi gila. Kini hanya sekedar sebutan bagi kehebatannya mencetak gol. Dia benar-benar telah ‘hijrah’ mendekat ke Sang Khalik. Tercermin saat menjawab pertanyaan tentang rahasia menjadi topskor di Piala Presiden 2017 meski usia sudah 40 tahun.
“Rahasianya pertama itu dari Tuhan ya. Kedua dari keluarga, anak-anak selalu dukung saya,” ucapnya. Semoga El Loco terus mencetak gol-gol indah buat Aremania dan publik pecinta bola di ajang Liga 1.(bhimo)