Surabaya, pmp – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan Kredit Dana Bergulir senilai Rp 330 milir kepada 17.038 pelaku UMKM. Program Dana Bergulir ini sebagai upaya Pemprov Jatim dalam pemulihan ekonomi untuk meredam dampak pandemi COVID-19.
“Program dana bergulir diberikan untuk penguatan modal usaha pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, koperasi dan usaha lainnya,” kata Khofifah usai menyerahkan kredit dana bergulir kepada perwakilan penerima kredit di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (8/9/2020).
Turut hadir Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Kepala Perwakilan BI Jatim, Kepala OJK Regional IV Jatim, Dirut Bank UMKM Jatim, Bank Jatim, Bupati Lamongan, dan Bupati Probolinggo. Serta disaksikan secara virtual oleh Bupati/Walikota se-Jatim.
Khofifah menjelaskan dana bergulir merupakan program bantuan pembiayaan kredit lunak untuk meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif, serta menanggulangi kemiskinan, pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sasaran dana bergulir ini adalah para pelaku UMKM, pelaku IKM, Poktan/Gapoktan, koperasi, BUMDesa, serta Lembaga Keuangan Mikro (LKM) lainnya. Program Kredit Dana Bergulir yang diakselerasi oleh Bank Jatim dan BPR Jatim ini dapat dimanfaatkan untuk skema Petik, Olah, Kemas, Jual pada sektor pertanian, perikanan, perkebunan dan dapat juga dimanfaatkan untuk skema tunda jual dengan pola Rekening Koran perbankan.
Khofifah mengatakan, kebijakan-kebijakan pemerintah salah satunya dana bergulir ini dilakukan agar pelaku usaha dapat menjalankan usahanya kembali, baik skala UMKM dan besar/corporate akibat terdampak Covid-19.
Harapannya, skema dana bergulir ini akan berdampak komprehensif terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sehingga secara perlahan akan memberikan daya dorong meningkatnya literasi dan inklusi keuangan sehingga pertumbuhan ekonomi di Jatim menjadi lebih baik.
“Harapan kami melalui penyaluran dana bergulir ini pertumbuhan ekonomi Jatim bisa kembali take off setelah pada Triwulan II Tahun 2020 terkontraksi minus 5,9 persen. Kami harap di Bulan September ini akan ada proses yang lebih maksimal lagi untuk bisa terus berlari kencang,” katanya.
Baca juga: Bupati Faida Disanksi Gubernur Khofifah, Tak Digaji Enam Bulan
Untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi, menurutnya diperlukan sinergi dan kolaborasi berbagai pihak. Termasuk kinerja profesionalisme Stakeholder terkait di Jawa Timur bersama dengan Lembaga Perbankan.
Tentunya, lanjut Khofifah, proses ini harus diikuti dengan protokol kesehatan yang ketat, baik oleh masyarakat maupun para pelaku usaha. Apalagi pandemi Covid-19 belum berakhir. Oleh karena itu diperlukan kehati-hatian untuk bisa menjaga supaya ekonomi tetap tumbuh tapi kesehatan juga terjaga dengan baik.
“Seperti yang disampaikan Bapak Presiden Jokowi bahwa kunci agar ekonomi baik adalah kesehatan yang baik, pun kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik. Itulah pentingnya rem dan gas dalam penanganan pandemi Covid-19,” terangnya.
Skema Kredit Dana Bergulir di Jatim ini meliputi Kredit modal kerja sampai dengan Rp 300 juta (bunga 3%, 4% dan 6%), kredit investasi sampai dengan Rp. 500 juta (bunga 6%), serta kredit petik, olah, kemas, jual sampai Rp 10 miliar (bunga 6%). Kemudian Kredit untuk IKM sampai dengan Rp 50 Juta (bunga 4%), dan kredit dengan pola rekening koran (bunga 6%).
Dengan modal dana Rp 330 miliar, Program Dana Bergulir di Jatim telah memfasilitasi 17.038 pelaku usaha di Jatim. Kemudian tenaga kerja yang terserap mencapai 36.312 orang yang berkolerasi dapat menurunkan angka kemiskinan di Jatim.
Sejak pandemi Covid-19, Dana Bergulir yang telah disalurkan sejumlah Rp 12,83 miliar Rp 12,83 miliar kepada 55 Debitur. Penyaluran ini berkontribusi dalam pemulihan ekonomi pelaku UMKM dari sisi permodalan. (hps)