Jakarta, pmp – Presiden Iran Hassan Rouhani dikritik gara-gara meresmikan kebijakan kembali ke sekolah dan tahun ajaran baru secara daring melalui video, sementara 15 juta siswa harus mulai masuk kelas pada Sabtu (5/9/2020).
Pemerintah Iran telah menutup sekolah selama tujuh bulan akibat pandemi COVID-19. Pada Sabtu kemarin, sekitar 62% sekolah kembali dibuka dari total 116.000 sekolah di Iran.
Sekitar 15 juta siswa harus kembali ke sekolah, sementara teman mereka lainnya masih mengikuti pembelajaran dari jarak jauh secara daring melalui saluran televisi yang dikelola pemerintah dan melalui jaringan sosial pendidikan Shad.
Seremonial peresmian kembali ke sekolah dan tahun ajaran baru dilakukan di sekolah menengah Nojavanan, timur laut Teheran. Kegiatan dihadiri para siswa, banyak pejabat dan jurnalis.
Namun Presiden Hassan Rouhani ternyata justru hadir melalui video untuk meresmikan kembai ke sekolah.
“Kesehatan anak-anak kami adalah prioritas tertinggi kami, tetapi pendidikan mereka sama pentingnya,” kata Presiden Hassan Rouhani dalam konferensi video yang disiarkan di televisi nasional.
Menurut Presiden Rouhani, tahun ini akan menjadi tahun disiplin ketat bagi para siswa.
Sejatinya keputusan pemerintah Iran membuka kembali sekolah masih menuai penolakan dan kekhawatiran sebagian orang tua. Namun pemerintah berjanji bakal menerapkan secara ketat protokol kesehatan.
Menteri Pendidikan Mohsen Haji-Mirzaei saat berpidato pada pembukaan tahun ajaran baru itu, kembali berupaya meredakan kekhawatiran para orang tua.
“Saya berharap keluarga mempercayai kami dan yakinlah bahwa kementerian akan melakukan kewaspadaan sepenuhnya terkait protokol kesehatan,” katanya.
Protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah bagi murid dan guru, wajib mengenakan masker, pelindung wajah, melewati pintu penyemprotan disinfektan, pemeriksaan suhu, serta duduk dengan menjaga jarak fisik satu meter. Belajar di kelas maksimal 35 menit.
Namun ketidakhadiran Presiden Rouhani secara fisik tetap saja menjadi sorotan dan dikritik.
“Bagaimana bisa mereka mengharapkan orang tua mempercayai protokol kesehatan sementara presiden sendiri tidak hadir? Kemudian mereka juga berharap orang tua mengirim anak yang mereka cintai ke sekolah?” kata Mahmoud Razavi, produser film konservatif melalui Twitter.
Kritik juga muncul dari kalangan jurnalis.
“(Presiden) Rouhani membunyikan bel (tahun ajaran baru) dari jarak jauh. Lalu dia berharap saya mengirim anak saya secara langsung ke sekolah?” sindir Maziar Khosravi melalui Twitter.
Sampai Minggu pagi ini (6/9/2020), berdasarkan data worldometers yang melaporkan perkembangan COVID-19 di dunia, Iran berada di peringkat 12 dengan total kasus 384.666 orang, sembuh 332.131 orang dan meninggal dunia 22.154 orang. Tingkat penambahan harian kasus baru pada Sabtu kemarin mencapai 1.894 kasus.(bim)