
Jakarta, pmp – Pelantikan Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden dan Wapres Kamala Harris pada Rabu 20 Januari 2021, tidak akan dilakukan secara terbuka melainkan secara daring karena pandemi COVID-19 di negeri Paman Sam yang masih parah.
“Target kami menghadirkan acara inagurasi yang aman bagi warga, sementara di saat bersamaan menghormati tradisi yang sudah ada,” kata Tony Allen, Kepala Panitia Pelantikan Presiden AS seperti dikutip kantor berita Reuters, Rabu (16/12/2020).
Sampai hari ini penyebaran virus COVID-19 di AS masih mengkhawatirkan. Berdasarkan data Worldometer, jumlah kasus mencapai 17 juta dengan penambahan harian dalam 24 jam terakhir sebanyak 200 ribu kasus. Meski pemberian vaksin COVID-19 sudah dimulai Senin (14/12/2020), namun sebaran vaksin masih jauh dari cukup.
Tradisi inagurasi pelantikan Presiden AS terpilih seperti yang dimaksud Allen adalah berkumpulnya ratusan ribu hingga jutaan masyarakat di Capitol Hill untuk mendengar pidato dari Presiden dan Wapres terpilih. Rekor jumlah massa tertinggi terjadi saat pelantikan Presiden Barack Obama periode pertama pada tahun 2009 dengan 1,8 juta orang.
Pihak panitia terpaksa memutuskan inagurasi secara daring mengingat kemenangan Joe Biden dirayakan sangat meriah oleh masyarakat pendukungnya di berbagai wilayah setelah pertarungan ketat melawan Donald Trump pada pilpres.
Pihak panitia pun menjadi ekstra hati-hati untuk pelantikan karena khawatir jumlah masyarakat yang bakal datang ke Capitol Hill membengkak dan memperparah pandemi COVID-19 di AS.
“Selain akan digelar secara virtual, pelantikan akan dihadiri tamu dengan jumlah terbatas namun akan ditayangkan secara luas agar masyaraat Amerika bisa menikmatinya dari berbagai platform,” ujarnya sembari mengimbau masyarakat untuk tidak datang ke Capitol Hill karena acara parade juga akan diubah.(gdn)