Surabaya, pmp – Tiga mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) program studi S1 Teknik Biomedis berinovasi di bidang perawatan luka modern atau wound dressing untuk mencegah infeksi pada luka-luka dengan menambahkan bubuk kulit pisang yang bersifat antibakteri.
Ketiga mahasiswa,yakni Andi Bagus Rahmawan, Fahreza Rachmat dan Sablina Damayanti dengan bimbingan Dr Prihartini Widiyanti, drg, MKes, SBio, memanfaatkan kulit pisang kepok yang melipah di Indonesia, serta aktivitas antioksidannya yang lebih tinggi dibandingkan jenis pisang lainnya.
Jika sebuah luka mendapatkan perawatan yang kurang higienis, maka akan menyebabkan infeksi dan hal yang tidak diinginkan lainnya. Sayangnya perawatan luka yang dilakukan masyarakat awam seringkali tidak menjaga kondisi kelembaban luka sehingga menyebabkan luka menjadi kering dan ketika balutan diganti justru menyebabkan nyeri dan berpotensi menimbulkan luka baru.
Selain itu cairan antiseptik yang digunakan masyarakat tidak hanya membunuh berbagai kuman, tetapi juga membunuh sel leukosit dan sel fibroblast yang justru penting dalam pembentukan jaringan kulit baru.
Guna mengatasi hal tersebut, dikembangkan perawatan luka modern yang dapat menjaga suasana lembab pada luka yang berfungsi menjaga luka dari dehidrasi dan mempercepat proses penyembuhan luka.
Perawatan luka modern inovasi mahasiswa Unair berbahan kitosan dan bubuk kulit pisang yang bersifat antibakteri. Kitosan dipilih karena sifatnya yang biokompatibel, nontoksik dan antibakteri, meski dalam aplikasi wound dressing memiliki kelemahan yaitu sifat mekanik yang rendah sehingga ditambahkan lignin yang berasal dari kulit pisang kapok yang dijadikan bubuk dengan proses pengeringan menggunakan oven dan penggilingan.
Kulit pisang kepok ternyata juga kaya manfaat karena mengandung sumber antioksidan alami seperti senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, steroid dan terpenoid yang memiliki fungsi antibakteri.
Flavonoid berfungsi antiinflamasi, antioksidan dan antibiotik sedangkan tanin berfungsi astringen yang dapat menyebabkan penyempitan pori-pori kulit dan menghentkan eksudat, serta pendarahan ringan. Sementara saponin mampu memacu pembentukan kolagen, yaitu protein struktur yang berperan dalam proses penyembuhan luka, sekaligus pembersih sehingga efektif untuk penyembuh luka terbuka.
Dr Herry Wibowo, M.Kes, Sp.B, FinaCS, seorang Spesialis Bedah Umum mendukung inovasi wound dressing menggunakan kulit pisang kepok.
“Penelitian ini memiliki potensi besar untuk penanganan luka yang terjadi pada aktivitas sehari-hari, mengingat prevalensinya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil studi in vitro dalam penelitian ini menunjukkan potensi untuk pengembangan aplikasi wound dressing yang aman dan juga ekonomis karena bahan alami yang digunakan,” katanya. (hps)