PenaMerahPutih.com
HeadlineIndeksPolkam

Gubernur Jatim Dukung Pengajuan Reog Ponorogo Sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO

Gubernur Khofifah mengapresiasi seniman dan juru Pelihara Cagar Budaya Jawa Timur .

Surabaya, PMP – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sangat mendukung pengajuan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESCO).

“Kita semua harus memberikan perhatian terhadap kebudayaan yang dimiliki, jangan sampai ada negara tetangga yang mengklaimnya,” kata Khofifah pada acara apresiasi kepada 1.000 Seniman dan 240 Juru Pelihara Cagar Budaya Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Jumat (8/4/2022).

Khofifa mengatakan ini menjadi momentum sekaligus pengingat bagi pemerintah Indonesia dan Jawa Timur khususnya Bupati Ponorogo untuk menyiapkan dokumen-dokumen yang bisa memberikan penguatan kepada UNESCO bahwa reog memang adalah warisan budaya tak benda dari Ponorogo Jawa Timur Indonesia,” ucapnya.

Baca Juga :   Layanan Samsat Kampus Dibuka di 75 Perguruan Tinggi se-Jatim

Sehingga Mantan Mensos RI menegaskan pentingnya pendokumentasian dan penelusuran sejarah untuk setiap warisan budaya yang dimiliki. Karena untuk mengakui hal tersebut sebagai bagian dari kekayaan kita diperlukan hal-hal administratif sebagai bukti autentik.

“Ini waktunya memang sangat pendek maksimalisasi untuk menyiapkan dokumen-dokumen yang terkait dari keabsahan bahwa Reog Ponorogo itu memang terlahir dari Ponorogo Jawa Timur Indonesia menjadi penting,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Sinarto mengatakan persoalan pendokumentasian sejarah masih menjadi kelemahan.

Sesuai arahan Gubernur Khofifah ia secara intensif melakukan koordinasi dengan Kabupaten Ponorogo untuk mencoba menerjemahkan beberapa persyaratan yang nantinya oleh Kemendikbud itu dipersyaratkan dalam rangka pemenuhan pengajuan reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia ke UNESCO.

Baca Juga :   Angka Pernikahan Dini di Jatim Masih Tinggi

“Seperti yang disampaikan oleh Gubernur, bahwa soal sejarah memang kita punya kelemahan, kadang-kadang telat menulis daripada perjalanan kebudayaan, Nah inilah yang harus diperhatikan dan menjadi lebih serius,” pungkasnya. (nas)