Surabaya, PMP – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menggunakan sistem alur untuk mereklamasi lahan batu kapur pascatambang di Pabrik Tuban Jawa Timur. SIG menjadi yang pertama di Indonesia memanfaatkan teknik reklamasi sistem alur sebagai komitmen menjaga kelestarian alam dalam kegiatan operasional pabrik.
“Teknik reklamasi sistem alur ini merupakan inovasi baru dari SIG dan pertama di Indonesia,” kata Musiran, General Manager of Mining & Amp, Raw Material SIG, Jumat (10/7/2020).
Teknik reklamasi sistem alur dilakukan dengan membuat lubang berbentuk alur memanjang seperti parit di lahan batu kapur bekas tambang dengan dimensi tertentu sebagai media tanam tumbuhan. Sistem alur ini lebih ramah lingkungan dan efisien dibandingkan sistem reklamasi yang biasa dipergunakan.
Menurut Musiran, selama ini metode reklamasi pascatambang lahan batu kapur di Pabrik Tuban dilakukan dengan menutup seluruh permukaan lahan kapur dengan top soil atau lapisan tanah liat bagian atas yang banyak mengandung unsur hara.
Top soil yang diambil dari lahan tambang tanah liat, berfungsi sebagai media tanam untuk pertumbuhan awal tanaman di lahan kapur. Teknik ini menggunakan prinsip menanam dalam pot.
Persoalannya, metode lama ini membutuhkan top soil dalam jumlah besar sehingga kurang efisien. Misalnya untuk area 1 hektar lahan kapur dibutuhkan top soil sekitar 3.000 meter kubik.
“Sementara sistem alur hanya perlu 800 meter kubik atau menghemat 70% top soil sehingga sangat cocok diterapkan. Selain efisien juga mengatasi persolan keterbatasan cadangan top soil di area tambang batu kapur,” kata Musiran, Jumat (10/7/2020).
Menurutnya, penerapan sistem alur mampu menekan biaya hingga 63% dengan tingkat keberhasilan reklamasi lebih dari 85%.
Baca juga: Kenapa Semen Rembang Begitu Menakutkan Bagi Semen Asing?
Sebagai informasi, lahan pascatambang batu kapur SIG yang telah direklamasi, kini menjadi sarana edukasi, wisata dan hutan yang menghijau.
Sementara lahan pascatambang tanah liat dijadikan embung penampung air yang difungsikan oleh masyarakat untuk budidaya ikan dan pengairan lahan pertanian, sehingga mereka tak kesulitan pada musim kemarau.
Sampai saat ini, SIG telah mereklamasi lahan pascatambang seluas 271,50 hektar dengan tanaman Jati, Johar, Mahoni, Sengon, Flamboyan, Trembesi dan Kesambi. Jumlah pohon yang ditanam mencapai 419.091 batang.(hps)