PenaMerahPutih.com
HeadlineIndeksNusantara

Pisahkan Sperma Jantan dan Betina, Prof Meles Bantu Peternak Hasilkan Sapi Potong Unggulan

Prof Meles melihat sapi potong hasil inseminasi milik petani anggota Kelompok Ternak Sapi Potong Gunungrejo Makmur
Prof Meles melihat sapi potong hasil inseminasi milik petani anggota Kelompok Ternak Sapi Potong Gunungrejo Makmur.(Humas Unair)

Lamongan, pmp  – Prof Dr drh Dewa Ketut Meles Ms, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, membantu Kelompok Ternak Sapi Potong Gunungrejo Makmur di Kecamatan Kedungpring Lamongan menghasilkan sapi potong unggulan dengan memperbanyak populasi sapi jantan melalui metode pemisahan sperma jantan dan betina.

Gagasan menghasilkan banyak bibit sapi potong unggulan bertolak dari fakta bahwa sampai saat ini Indonesia masih mengimpor sapi dan daging sapi dari negara asing, di mana data Kemendag menunjukkan pada Agustus 2020 total volume impor daging sapi mencapai 12,98 ribu ton.

“Padahal Indonesia, khususnya Jawa Timur, memiliki potensi penghasil sapi yang sangat besar. Penggemukan sapi jantan dengan bibit unggulan adalah salah satu jalan mendongkrak produksi daging nasional. Kalau ini dikerjakan sudah tidak perlu lagi impor sapi,” kata Prof Meles.

Baca Juga :   Mengenal Toxic Masculinity, dari Sejarah hingga Dampak Psikologis

Menurut Prof Meles, sapi jantan memiliki tingkat pertumbuhan lebih cepat dibandingkan sapi betina, di mana sapi jantan hasil inseminasi atau kawin suntik bisa mencapai bobot 800 kg dalam dua tahun.

“Kalau sapi jantan berat badan dalam dua tahun bisa kisaran 500 kg hingga 800 kg, sementara sapi betina rata-rata mentok hanya 480 kg,” ungkapnya.

Jerami Padi Pengganti Hijauan

Berdasarkan metodologi itulah, pada tahun 2020 Prof Meles dan tim –melalui kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD)– bekerja sama dengan Balai Besar inseminasi Buatan Singosari Malang berupaya memisahkan sperma jantan dan betina dari bibit sapi jantan.

“Jadi kita siapkan dulu spermanya dan dipisahkan antara jantan dan betina. Harapannya bakal lebih banyak anakan sapi jantan yang lahir agar bisa digemukkan,” terangnya.

Baca Juga :   Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair Menang Lomba Video Kemenkes

Bibit sperma jantan kemudian diinseminasi kepada sapi betina milik para peternak yang tergabung dalam Kelompok Ternak Sapi Potong Gunungrejo Makmur. Perlu diketahui Kecamatan Kedungpring dipilih karena memiliki potensi penghasil daging sapi melimpah dengan 4.000 ekor sapi.

Hasil inseminasi mulai terlihat saat pengmas pada Sabtu (4/9/2021), di mana sebanyak 90% dari total anakan sapi yang lahir adalah sapi jantan dan proses penggemukan sapi mulai dilakukan.

Prof Meles mengimbau para peternak menggunakan pakan dari limbah pertanian dan perkebunan sebagai pengganti hijauan yang mulai langka, yakni kulit kacang, kulit kopi, bonggol jagung; ampas sawit, hingga jerami padi.

Selama minimal dua tahun proses penggemukan sapi, Prof Meles bersama tim akan terus mendampingi desa binaan.

Baca Juga :   Makan Gorengan Tetap Sehat Saat Berbuka Puasa, Ini Caranya

“Kami berharap Lamongan bisa menghasilkan bibit sapi jantan unggulan melalui proses insemenasi. Program ini semoga dapat menjadi pilot project bagi daerah lain agar bisa meniru,” harapnya.(gdn)