Surabaya, pmp – Keberhasilan pemerintah menekan pandemi COVID-19 telah membuat aktivitas masyarakat kembali menggeliat dan ekonomi mulai membaik sehingga kebutuhan BBM baik retail maupun industri meningkat, di mana saat ini permintaan BBM untuk wilayah Jawa Timur –baik jenis gasoline (Pertalite dan Pertamax series) dan gasoil (biosolar dan dex series)– naik hingga 12% dibandingkan periode awal PPKM.
Hal itu disampakan Deden Mochamad Idhani, Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus di Surabaya, Senin (18/10/2021).
Menurut Deden, peningkatan aktivitas masyarakat tercermin melalui peningkatan konsumsi BBM sektor retail Pertamina yang secara nasional pada kuartal tiga (Q3) tahun 2021, tercatat mencapai 34 juta kilo liter (KL) atau meningkat hingga 6% dibandingkan Q3 tahun 2020, sementara untuk BBM gasoline (bensin) ada peningkatan sekitar 4% dan gasoil (diesel) mencapai 10%.
“Bahkan untuk solar subsidi di Jawa Timur, konsumsi harian sejak September mengalami peningkatan 16% dibandingkan rerata harian di periode Januari sampai Agustus 2021. Pertamina berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan secara paralel terpusat kami akan berkoordinasi dengan BPH Migas untuk penambahan kuota solar subsidi,” jelas Deden.
Pertamina Patra Niaga, lanjut Deden, juga terus memastikan stok maupun proses penyaluran (supply chain) berjalan dengan baik dan aman, serta mematuhi regulasi dan ketetapan pemerintah yang berlaku.
“Pertamina saat ini sedang mengoptimalkan penyaluran BBM, terutama jenis solar karena solar di SPBU merupakan jenis bahan bakar tertentu bersubsidi sehingga terdapat kuota/alokasi yg sudah ditetapkan,” tambah Deden.
Pertamina Sanski Tegas SPBU
Selain penambahan penyaluran, Pertamina juga memastikan kecukupan dan distribusi solar subsidi, mengoptimalkan produksi kilang, serta melakukan monitoring penyaluran agar tepat sasaran, antara lain dengan sistem digitalisasi dan pemantauan secara real time melalui Pertamina Integrated Command Centre (PICC).
”Saat ini Pertamina Patra Niaga terus melakukan penghitungan proyeksi kebutuhan solar subsidi dan memastikan suplai yang kami lakukan dapat memenuhi peningkatan demand yang terjadi. Adapun untuk stok dan penyaluran BBM nonsubsidi seperti Dexlite, Pertamina Dex, Pertamax dan Pertalite dipastikan aman sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” tambah Deden.
Selain berkoordinasi dengan pihak terkait, Deden mengatakan bahwa Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk menyalurkan solar subsidi dengan tepat sasaran sesuai Peraturan Presiden (Perpres) 191/2014. Menurutnya, jika lembaga penyalur atau SPBU terindikasi dan terbukti terjadi penyelewengan Pertamina tidak segan memberikan sanksi tegas.
“Sampai Oktober terdapat enam SPBU yang berada di regional Jatimbalinus telah diberikan sanksi berupa penghentian suplai atau penutupan sementara, maupun sanksi seperti penggantian selisih harga jual solar subsidi akibat melakukan penyaluran yang tidak sesuai dengan regulasi yang berlaku. Penyelewengan yang dilakukan misalkan adalah traksaksi yang tidak wajar, pengisian jeriken tanpa surat rekomendasi dan pengisian ke kendaraan modifikasi,” papar Deden
Pertamina Patra Niaga mengimbau masyarakat untuk tidak segan melaporkan ke aparat jika menemukan indikasi penyalahgunaan BBM subsidi di lapangan, selain akan terus berkoordinasi intensif dengan aparat untuk kembali menindak tegas penyimpangan penyaluran solar yang tidak sesuai regulasi.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada aparat penegak hukum dan masyarakat atas dukungannya, sehingga penyaluran BBM subsidi dapat berjalan lancar dan tepat sasaran” kata Deden.
Pertamina bakal menjaga alokasi bisa cukup hingga akhir 2021, meski tetap mengimbau kendaraan-kendaraan yang tidak layak menerima subsidi (mobil mewah, truk industri besar, dsb) untuk dapat mengisi BBM jenis gasoil/diesel seperti dexlite atau pertamina dex.(hps)